News & Research

Reader

Gokil! Laba BRI Tembus Rp 15,98 T, Asetnya Nyaris Rp 2.000 Triliun
Thursday, April 25, 2024       15:26 WIB

Jakarta, detikfinance - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) () mencetak laba sebesar Rp 15,98 triliun. Direktur Utama BRI Sunarso hingga akhir Maret 2024, Sunarso melaporkan BRI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp 1.308 triliun, pertumbuhan mencapai angka double digit sebesar 10,89% year on year.
Dari penyaluran kredit tersebut, sebesar 83,25% di antaranya atau sekitar Rp 1.089,41 triliun merupakan portofolio kredit untuk segmen UMKM . Penyaluran kredit yang tumbuh double digit tersebut berdampak terhadap meningkatnya aset perseroan, di mana tercatat aset BRI mencapai sebesar Rp 1.989,07 triliun atau tumbuh 9,11% yoy.
"BRI meyakini pemberdayaan yang terus dilakukan perseroan kepada segmen UMKM memiliki impact terhadap daya tahan ekonomi nasional, mengingat UMKM berperan terhadap sekitar 97% job creation (penciptaan lapangan kerja) di Indonesia dan menyumbang PDB di kisaran 61%," kata Sunarso dalam siaran pers, Kamis (25/4/2024).
Kemudian jika dirinci, Sunarso menjelaskan seluruh segmen pinjaman BRI tercatat tumbuh positif. Segmen mikro tercatat tumbuh 10,51% yoy menjadi Rp 622,61 triliun, segmen konsumer tumbuh 11,62% yoy menjadi Rp 193,96 triliun, segmen kecil dan menengah tumbuh 8,06% yoy menjadi Rp 272,85 triliun, sementara segmen korporasi tumbuh 15,10% yoy menjadi Rp 219,24 triliun.
Di sisi lain, Perseroan disebutnya juga tetap mampu menjaga kualitas kredit yang disalurkan. Hingga akhir kuartal I 2024, rasio Non Performing Loan (NPL) BRI alias kredit macet terkendali di kisaran 3,11% dengan rasio Loan at Risk (LAR) yang membaik dari 16,39% di akhir kuartal I 2023 menjadi 12,70% di akhir kuartal I 2024.
"Sebagai bank dengan portofolio terbesar di segmen UMKM , NPL di kisaran 3% tersebut merupakan bukti nyata bahwa BRI mampu menjaga kualitas kreditnya dengan baik melalui penerapan prinsip-prinsip risk management yang prudent," lanjut Sunarso.
Adapun dari sisi liabilitas, Suharso mengatakan perseroan mampu menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 1.416,21 triliun atau tumbuh 12,80% yoy hingga akhir Maret 2024. Dana murah ( atau Current Account Savings Account) masih mendominasi portofolio simpanan dengan pertumbuhan 7,80% secara yoy. Pertumbuhan ini pun tidak lepas dari aspirasi BRI untuk melakukan transformasi liabilitas melalui penguatan basis pendanaan dengan fokus pada low-cost funding dari yang lebih stabil dan berkelanjutan.
Kemudian di tengah ketatnya likuiditas perbankan nasional sebagai dampak dari era suku bunga tinggi, BRI juga berhasil menjaga rasio likuiditas pada level yang memadai, LDR (Loan to Deposit Ratio) Bank pada akhir Maret 2024 tercatat sebesar 83,28%. Dari sisi permodalan, BRI pun mampu menjaga rasio permodalan yang kuat dengan CAR (Capital Adequacy Ratio) sebesar 23,97%. Dengan kondisi likuiditas dan permodalan yang memadai tersebut, perseroan dinilai Sunarso masih memiliki ruang untuk tumbuh lebih baik.
"Sementara itu, pendapatan non bunga/Fee Based Income (FBI) yang tumbuh 6,92% yoy menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan laba BRI," jelasnya.
Sunaro lantas menjelaskan salah satu penopang kinerja Fee Based Income BRI tidak lepas dari kontribusi super apps BRImo di mana hingga akhir Maret 2024 tercatat BRImo telah memiliki 33,5 juta user atau tumbuh 30,3% secara yoy.
"Dalam 3 bulan, BRImo berhasil memproses 969 juta transaksi finansial dengan volume transaksi mencapai Rp 1.251 triliun atau tumbuh 41,8% yoy," ujar Sunarso.
Keberadaan Agen BRIL ink pun disebutnya juga berkontribusi besar terhadap kinerja Fee Based Income BRI. Sepanjang Januari - Maret 2024 berbagai Agen BRIL ink berhasil mencatatkan 285 juta transaksi finansial dengan volume transaksi mencapai Rp 370 triliun, serta menyumbang Fee Based Income bagi BRI senilai Rp395 miliar. Hingga akhir Maret 2024, BRI sendiri telah memiliki 796.836 agen yang tersebar di 61.122 desa diseluruh pelosok Indonesia.
Adapun dari sisi operasional, Sunarso menuturkan perseroan mampu untuk terus meningkatkan efisiensi operasionalnya. Hal tersebut tercermin dari rasio Cost to Income Ratio (CIR) yang terus membaik. CIR BRI pada akhir Maret 2024 tercatat 37,43% atau lebih baik dibandingkan CIR pada akhir Maret 2023 yang sebesar 41,83%. Penurunan CIR menunjukkan bahwa BRI berhasil mengelola biaya dengan efektif dan efisien dalam menghasilkan pendapatan.
"Dengan pijakan kinerja yang positif pada tiga bulan pertama tahun 2024 ini, BRI optimis dapat terus tumbuh secara berkelanjutan dengan mengedepankan prinsip-prinsip prudential banking, serta risk management yang baik di tengah dinamika kondisi perekonomian dan geopolitik global yang perlu dicermati. BRI akan lebih fokus merespon tantangan domestik, terutama melalui pemberdayaan UMKM ," ujar Sunarso.
(kil/kil)

Sumber : DETIK FINANCE

powered by: IPOTNEWS.COM


Berita Terbaru